PLN (Perusahaan Listrik Negara) adalah perusahaan yang mengelola ketenagalistrikan di Indonesia. Untuk mengetahui besarnya tenaga listrik yang digunakan oleh pemakai atau pun pelanggan listrik. dapat dilakukan dengan menggunakan alat pengukur dan pembatas (APP) daya listrik. APP merupakan bagian dari pekerjaan dan tanggung jawab dari PLN. PLN bertugas membuat rekening listrik serta mengeluarkan alat pengukur dan pembatas yang memiliki rekening yang legal dan standar, oleh sebab itu di toko alat listrik atau pun toko bahan bangunan tidak ada yang menjual alat pengukur dan pembatas.
pada rangkaian listrik dengan tegangan rendah, letak APP dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Gambar diagram garis tunggal rangkaian tenaga listrik tegangan menengah.
Keterangan :
GD : Gardu Distribusi
TR : Jaringan Tegangan Rendah
SLP : Sambungan Luar Pelayanan
SMP : Sambungan Masuk Pelayanan
APP : Alat Pengukur dan Pembatas
PHB : Panel Hubung Bagi
IP : Instalasi Pelanggan
SLTR yang menghubungkan antara listrik penyambungan pada GD/TR merupakan penghantar dibawah atau di atas tanah. Yang dimaksud dengan pengukuran adalah untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik. Berikut ini beberapa contoh alat pengukur dan pembatas untuk menentukan besarnya pemakaian daya dan energi listrik, pada rangkaian instalasi listrik yang sering dijumpai adalah kWh, KVaRh, KVA maksimum. Sistem pengukuran dibagi menjadi dua macam yaitu :
- Pengukuran Primer (Pengukuran secara langsung). Pengukuran Primer terjadi dari pengukuran primer 1 fasa untuk pelanggan dengan daya diatas 6600VA pada tegangan 220V / 380V dan pengukuran primer tiga fasa untuk pelanggan dengan daya diatas 6600V sampai dengan 33000 VA pada tegangan 220 V / 380 V.
- Pengukuran Sekunder Tiga Fasa (Pengukuran tidak langsung). pengukuran sekunder memelrlukan trafo arus biasanya digunakan untuk pelanggan dengan daya 53KVA sampai dengan 197KVa .
- Pada sistem tegangan rendah sampai dengan 100A digunakan MCB dan diatas 100A digunakana MCCB, peleburan tegangan rendah, NfB yang biasa diatur.
- Pada sistem tegangan menegah biasanya menggunakan pelabur tegangan menengah atau biasanya disebut dengan relay.
sesuai dengan DIN 43 856 cara penyambungan alat pengukur dan penghubung daya dinotasikan dengan kode berupa 4 digit yang diikuti dengan angka 2 digit yang menunjukkan penomoran sambungan.
- Digit kedua menunjukan bagian tambahan.
- Digit ke tiga menunjukan sambungan luar.
- Digit ke empat menunjukan penyambungan bagian tambahan.
- Sedangkan 2 digit berikut nya menunjukan penomoran sambungan untuk tarif jam atau untuk pengendali pinangan.
Gambar Kwh meter 1 fasa analog dan digital
Gambar Kwh meter 2 fasa analog dan digital
Gambar Kwh meter 3 fasa dan KVARh
Berikut ini adalah arti dari masing-masing angka tersebut :
a. Digit pertama menunjukan macam-macam perhitungan :
1 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik satu fasa.
2 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik dua fasa.
3 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat.
4 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat.
5 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda fasa 60o.
6 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda fasa 90o.
7 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat dengan beda fasa 90o.
2 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik dua fasa.
3 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat.
4 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat.
5 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda fasa 60o.
6 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, tiga kawat dengan beda fasa 90o.
7 : perhitungan daya nyata arus bolak-balik tiga fasa, empat kawat dengan beda fasa 90o.
b. Digit ke dua menunjukkan bagian tambahan :
0 : tanpa bagian tambahan
1 : dengan bagian tambahan doble tarif
2 : dengan bagian tambahan daya maksimum
3 : dengan bagian tambahan doble tarif atau daya maksimum
4 : dengan bagian tambahan daya maksimum atau sakelar reset.
5 : dengan bagian tambahan doble tarif, daya maksimum dan sakelar reset.
1 : dengan bagian tambahan doble tarif
2 : dengan bagian tambahan daya maksimum
3 : dengan bagian tambahan doble tarif atau daya maksimum
4 : dengan bagian tambahan daya maksimum atau sakelar reset.
5 : dengan bagian tambahan doble tarif, daya maksimum dan sakelar reset.
c. Digit ketiga menunjukan sambungan luar :
0 : untuk sambungan tetap
1 : untuk sambungan dengan trafo arus
2 : untuk sambungan trafo arus dan trafo tegangan.
1 : untuk sambungan dengan trafo arus
2 : untuk sambungan trafo arus dan trafo tegangan.
d. Penomoran sambungan tarif jam
00 : Tanpa dengan sambungan
01 : dengan sakelar harian
02: dengan sakelar maksimum
03 : dengan sakelar harian dan maksimum
04 : dengan sakelar harian dengan mingguan
05 : dengan sakelar harian, maksimum dan mingguan
06 : dengan sakelar mingguan
01 : dengan sakelar harian
02: dengan sakelar maksimum
03 : dengan sakelar harian dan maksimum
04 : dengan sakelar harian dengan mingguan
05 : dengan sakelar harian, maksimum dan mingguan
06 : dengan sakelar mingguan
e. Penomoran sambungan untuk pengendali piringan :
11 : dengan sebuah sakelar pemindah
12 : dengan dua sakelar pemindah
13 : dengan tiga sakelar pemindah
14 : dengan empat sakelar pemindah
12 : dengan dua sakelar pemindah
13 : dengan tiga sakelar pemindah
14 : dengan empat sakelar pemindah
0 Komentar:
Posting Komentar